Tuesday, March 29, 2011

Seorang Suami Pingsan Menemukan Pria Telanjang Dikolong Ranjang Istrinya


Yang berada di kolong ranjang itu mustinya sepatu atau sandal, atau kesed. Tapi di rumah Markun, 37, isi kolong ranjang justru lelaki lain dengan posisi tengkurap ketakutan. Keruan saja dia menuduh bahwa Sarji, 34, sahabatnya selama ini menjadi PIL istrinya. Urusan pun melebar ke polisi.


Sahabat yang baik musti harus tolong menolong, dalam suka dan duka. Tapi jika si sahabat malah masuk kolong di ranjang pribadinya, pastilah ada yang hendak atau sudah dicolong. Jika yang dicolong sekedar barang bergerak, orang masih bisa memaklumi dan memaafkan. Tapi jika yang diserobot tersebut barang yang bisa bergerak-gerak, lebih-lebih milik istri pribadi, pantaslah seorang suami marah.


Sekarang Markun juga tengah marah besar. Yang dimarahi Sarji, sahabatnya selama ini. Karena ternyata teman sedari kecil itu tega menggunting dalam lipatan. Padahal setahunya, lipatan dan kerutan baju istri selama ini sudah demikian rapat dan mantap, eh ternyata masih bisa disosor juga oleh Sarji. Tapur kelap, samber geledek, kata orang Madura.


Markun – Sarji memang bersahabat sedari kecil, di kampungnya Desa Artodung Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan (Madura). Maklum, dulu mereka memang teman bermain. Tapi karena kesibukan masing-masing, mereka jarang bertemu. Kalau ketemu pun paling-paling dalam acara tetangga punya gawe, ada kematian atau kenduri.


Tapi semenjak Markun berumahtangga, ternyata Sarji jadi sering main ke rumahnya. Suami Lasmi, 28, ini ya welkam-welkam saja, namanya juga ketamuan teman lama. Tak tahunya, diam-diam Sarji ini naksir Lasmi yang lumayan cantik dan bodinya sangat seksi itu. Buktinya, ada sejumlah tetangga yang mengatakan bahwa belakangan Sarji suka datang ketika dirinya tak di rumah. “Ah, mungkin kebetulan saja,” kata Markun mencoba berbaik sangka.


Ternyata info ini benar adanya. Di saat dia pergi diam-diam Sarji menyelinap dalam kamarnya, kemudian mengajak Lasmi melayani kebutuhan biologisnya. Awalnya Lasmi juga menolak pelayanan istimewa ini. Tapi lantaran Sarji memang pandai merayu, lama-lama isrtri Markun ini bertekuk lutut dan berbuka paha juga.


Lalu sampailah pada kejadian beberapa hari lalu. Markun yang baru beberapa jam pergi ke pasar, mendadak ada perasaan tak enak, sehingga dia menyegerakan pulang. Tiba di rumah, sikap istrinya sungguh tidak nyaman, gelisah dan salting (salah tingkah) menurut istilah ana sekarang. Dan ketika dia masuk kamar, mendadak mendengar suara aneh di bawah ranjang. Ketika diperiksa, lho……kok Sarji ada di situ. “Sedang cari apa kamu?” kata Markun marah.


Wajah Sarji demikian ketakutan, dan jawabnya pun aa….. ee….. aa…… ee…… macam Mensesneg jaman Orde Baru. “Ee, ……aku ke sini mau ambil sepeda motor, ee…..!” katanya. Memangnya motor ditaruh di bawah kolong ranjang? Yakin bahwa sikap sahabatnya sangat berkaitan erat dengan isyu yang beredar selama ini, Sarji pun dilaporkan ke Polsek Galis. Di samping minta Sarji diproses secara hukum, dia juga berniat menceraikan Lasmi segera. Dia tak rela dan merasa terhina bahwa ranjang tidurnya diacak-acak lelaki lain.


Akan halnya Lasmi, dia hanya pasrah saja bila Markun sampai mengambil sikap seperti itu. Mungkin dia merasa bersalah, atau karena telah memiliki ban serep yang siap menampungnya sewaktu-waktu. Mengingat Sarji memang telah memiliki istri, dijadikan istri kedua pun Lasmi selalu siap.


Pokoknya siap, siap terus, macam militer mau ditugaskan

No comments:

Post a Comment