Tuesday, March 29, 2011

Perut Gendut Dan Bukan Rekening Gendut Pak Polisi


BIARLAH yang gendut rekening perwira polisi saja, jangan pula perwira polisi bikin gendut perut istri orang. Nah, karena takut hal itu benar-benar terjadi, warga Banyudono Ponorogo (Jatim) pun segera menggerebek dan mengarak oknum perwira polisi yang nekad mengencani istri orang di kala suami pergi.


Polisi sering juga disebut hamba wet (hukum), karena dia pengawal dan penegak hukum. Ironisnya, ketika dia disebut oknum, polisi yang tugasnya menegakkan hukum, secara sadar malah bikin ambruk hukum itu sendiri. Betapa tidak? Sudah tahu bahwa mengencani istri orang itu adalah melanggar hukum, tapi kenapa dikerjakan juga. Apakah karena dia menganggap bahwa selingkuh dengan istri orang itu justru perbuatan yang menyenangkan, sehingga tak ada pasal-pasalnya dalam KUHP?


Tapi agaknya oknum perwira polisi AKP Junaidi, 42, sudah tak peduli dengan semua itu. Bodo amat dengn penegakan hukum, yang penting penegakan “burung” dululah. Makanya, meski tahu persis bahwa Ny. Ida, 37, masih punya suami yang sah, terus saja diapeli di kala suaminya tak di rumah. Padahal Agus, 45, suami wanita ini memang sering pergi keluar kota, sehingga absennya suami diubahnya menjadi sebuah peluang.


Terus terang saja, Ny. Ida ini memang cukup cantik, dengan bodinya yang sekel nan cemekel pula. Maka sebagai lelaki normal, pendulum AKP Junaidi pun selalu kontak blip blip blip. Sebagai perwira polisi, tentunya dia tahu persis bahwa menggoda apa lagi mengajak bersetubuh wanita yang tidak terikat dalam perkawinan, bisa terkena pasal sekian-sekian KUHP. Tapi karena atas dorongan setan, sanksi-sanksi hukum pun dikesampingkan.


Rupanya Ny. Ida sendiri sangat bisa menerima aspirasi urusan bahwa AKP Junaidi ini, sehingga dia tak pernah keberatan diapeli perwira polisi ini sembarang waktu. Maklum, dia sendiri sebenarnya juga sangat kesepian, karena sering ditinggal suami. Maka meski warga sudah sering menyindir-nyindirnya, dia tak peduli. “Biar anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu,” begitu dia berkias.


Warga memang tak pernah melihat aksi mesum dua makhluk berlainan jenis tersebut. Tapi sebagai manusia yang masih sama-sama doyan sega (makan nasi), disodori perempuan cantik setiap hari dalam kondisi sangat kondusif, bagaimana iman tidakkan goyah. Maka warga pun menyimpulkan, kehadiran AKP pasti tak jauh dari itu. Lalu warga pun mengkhawatirkan, jika skandal Junaidi – Ida ini terus dibiarkan, bukan mustakhil terjadi perut gendut atas diri Ny. Ida. Ini jelas sangat memalukan. Biar saja perwira polisi pada punya rekening gendut, tapi jangan sampai oknum perwira polisi menggenduti perut istri orang.


Beberapa waktu yang lalu pasangan nekad itu pernah digerebek, dan kemudian berakhir damai. Tapi ternyata tak kapok juga, sehingga warga Desa Banyudono Kabupaten Ponorogo sangat jengah atas kelakuan Junaidi dan Ny. Ida. Mereka pun mengancam, jika aksi “apel liar” perwira polisi ini susah dihentikan, warga akan menyelesaikan dengan caranya sendiri.


Benar juga kiranya. Beberapa hari lalu AKP Junaidi berlama-lama apel di rumah Ida. Warga yang sudah stelling segera menggerebeknya. Mereka memang dalam kondisi tidak berbuat. Tapi perbuatan oknum polisi yang bertamu sampai di luar waktu, padahal suaminya tak di rumah, sudah jelas melanggar etika. Maka malam itu juga keduanya lalu diaraknya ke Polres Ponorogo. Kata polisi, meski sesama bayangkara negara pihaknya akan tetap memproses rekannya ini, paling tidak dikenakan pasal pelanggaran dislipin.


Sekali-sekali jeruk makan jeruk, tak apalah

No comments:

Post a Comment